ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Batuk penyakit umum, tapi jadi alasan nomor satu untuk pergi ke dokter.
Beda gejala, beda juga jenis batuk dan cara menanganinya. Walau kebanyakan batuk sifatnya sementara, bisa saja ini justru menandakan masalah kesehatan serius. Karena itulah mengenali penyebab batuk sangat penting.
Agar Anda bisa melakukan penanganan pertama yang tepat, dan meredakan batuk dengan cepat, berikut 7 penyebab batuk, dilansir dari Health.
Virus pilek
Batuk yang terjadi selama tiga minggu atau kurang biasanya disebabkan virus pilek. Virus mengiritasi ujung saraf di saluran pernapasan sehingga lebih sensitif selama beberapa waktu.
Akibatnya batuk--terutama batuk kering dengan dahak bening--bisa bertahan selama sebulan atau lebih, bahkan setelah gejala virus berakhir, kata Dr. Peter Dicpinigaitis, profesor klinis di A.S
Cara mengobati: Infeksi virus tak bisa diobati, namun Anda bisa mencoba cara alami dengan makan sup ayam. Namun untuk meredakan batuk mengganggu, obat yang mengandung dekongestan atau ekspektoran bisa membantu mengencerkan dahak. Jika batuk berlanjut, hubungi dokter. Begitu kata Dr. Gerard W. Frank, profesor klinis penyakit paru di UCLA.
Postnasal drip
Walau kondisi tubuh normal, tiap hari hidung dan tenggorokan menghasilkan lendir, dan orang secara tak sadar menelannya. Namun jika jumlah lendirnya banyak atau ada gangguan menelan, Anda mungkin akan sadar ada lendir yang terakumulasi di tenggorokan atau menetes dari belakang hidung.
Inilah yang disebut postnasal drip. Seringnya, kondisi tersebut memicu batuk (basah atau kering), yang bisa berlangsung sekitar delapan minggu atau lebih.
Tak ada tes untuk memastikan kondisi ini, kata Dr. Frank, karena gejalanya sangat umum. Postnasal drip bisa disertai pilek, hidung mampet (karena alergi atau terpapar udara dingin), sering berdehem untuk membersihkan tenggorokan, atau sakit tenggorokan.
Cara mengobati: Gunakan tetes hidung yang mengandung saline, dan perhatikan warna lendir. Jika kuning atau hijau, ini tanda adanya infeksi bakteri, yang berarti Anda butuh antibiotik. Selain itu, Anda juga bisa meminum susu atau perasan kunyit untuk meredakan sakit tenggorokan.
Asma
Bila penderita asma cenderung mengalami sesak napas, penderita batuk asma akan mengalami batuk kering terus-menerus, tanpa ada gejala lain. Batuk bisa memburuk di malam hari, selama atau setelah olahraga, ketika menghirup udara dingin atau berada di sekitar alergen, seperti bulu hewan atau serbuk bunga.
Cara mengobati: Selain menggunakan pelega pernapasan (inhaler) atau antihistamin, Anda bisa mencoba berbagai gerakan yoga untuk membantu menyembuhkan asma. Misalnya saja sukhasana, yaitu pose yoga termudah namun sangat efektif mengatasi asma.
Asam refluks
Berdasar riset di University of North Carolina School of Medicine, asam refluks atau Gastroesophageal reflux disease (GERD)--kondisi asam lambung kembali lagi ke tenggorokan--menyebabkan sekitar dua puluh lima persen kasus batuk kronis, yang sulit didiagnosis.
Kemungkinan refluks bisa dikenali jika Anda mendadak batuk-batuk--terutama pada malam hari, setelah makan, saat berbaring, atau bangun pagi--atau suara tiba-tiba serak diiringi batuk.
Cara mengobati: Jenis obat antasid bisa mempan mengatasi GERD, tapi tidak demikian dengan batuknya. Butuh sekitar 6-8 minggu hingga merasa lebih baik. Jika Anda obesitas, coba turunkan berat badan. Gunakan juga pakaian yang longgar, hindari pemicu refluks dan batuk seperti coklat, alkohol atau makanan asam, dan tinggikan kepala saat tidur.
Radang paru-paru (Pneumonia)
Batuk terus-menerus--biasanya batuk basah, terasa sakit, kadang diikuti dahak hijau atau darah--akibat pneumonia terjadi akibat infeksi pernapasan menyebar ke paru-paru. Buruknya, kantung udara di paru-paru akan terisi nanah sehingga Anda sulit bernapas. Gejala batuk bisa disertai demam dan menggigil, atau diiringi sesak napas dan rasa panas di dada.
Cara mengobati: Dr. Frank menyarankan untuk segera ke dokter jika gejala muncul, karena penyakit ini berbahaya dan mengancam jiwa jika tidak segera diobati. Diagnosis penyakit menggunakan stetoskop, X-ray, serta pengobatan antibiotik merupakan hal pertama yang umum dilakukan dokter.
Batuk rejan
Batuk rejan atau pertusis bisa berbahaya karena cepat menular, terutama pada bayi. Efek vaksin pun tidak berpengaruh, karena melemah seiring waktu. Untuk mengobatinya, penggunaan antibiotik sangat disarankan agar infeksi bakteri tidak berkembang.
Selain itu, makan sebatang cokelat hitam nirpemanis tiap hari yang mengandung theobromine, atau mengonsumsi obat berbahan cokelat dengan kandungan diphenhydramine, levomenthol dan ammonium klorid, terbukti efektif meredakan batuk rejan.
Penyebab lain
Beberapa jenis batuk mungkin tidak disebabkan penyakit di atas. Pertimbangkan pemeriksaan X-ray dada, CT scan paru-paru atau sinus jika batuk tak kunjung sembuh.
Selain itu, pertimbangkan juga Anda memiliki alergi atau sensitivitas jika batuk hanya terjadi pada waktu atau tempat tertentu. Misalnya akibat polusi atau asap.
Sebab menurut Dr Dicpinigaitis, perempuan cenderung memiliki refleks batuk lebih sensitif dibandingkan laki-laki. Walau pada banyak kasus, penyebab (dan obatnya) ada.
Oleh : Zoraya Ralie